RANGKUMAN MATERI DAN UJI LATIH KOMPETENSI
MATA
PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS/SEMESTER : IX/GANJIL
Kompetensi Dasar : 1.1. Menyimpulkan
isi dialog interaktif beberapa narasumber pada tayangan televisi / siaran radio.
Materi Pembelajaran
Dialog
interaktif adalah sejenis wawancara yang dilakukan di televisi atau radio dengan menghadirkan beberapa narasumber untuk membahas
topik tertentu dengan melibatkan pemirsa
atau pendengar melalui telepon/secara langsung. Pelibatan pemirsa atau pendengar
tersebut berupa kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat berkenaan
dengan topik yang dibicarakan.
Cara menyimpulkan isi
dialog :
1.
Mendaftar
butir-butir penting isi dialog
Perhatikan
contoh berikut!
Tuturan dialog
|
Butir penting yang
dicatat
|
Narasumber 1
Dalam analisis saya, perkembangan dunia
pertelivisian harus tetap memerhatikan budaya dan etika agar siaran-siarannya
tidak memberikan pengaruh yang kurang baik
|
Perkembangan dunia pertelevisian harus
tetap memerhatikan budaya
|
Narasumber 2
Saya sependapat dengan Anda. Media harus
ikut menjadi penjaga budaya bangsa dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa
|
Media menjadi penjaga budaya bangsa dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa
|
2.
Menyimpulkan
isi dialog
Perhatikan contoh
berikut!
Butir-butir penting
isi dialog
|
Simpulan dialog
|
-
Kemajuan
iptek bagi suatu bangsa
-
Kemajuan
media harus tetap menjaga budaya
-
Bangsa
yang besar harus memiliki budaya sebagai identitas bangsa
|
Kemajuan
iptek harus tetap menjaga budaya sebagai identitas bangsa
|
Uji Latih Kompetensi
Dengarkan dialog berikut. Kemudian catatlah butir-butir
penting isi dialog tersebut dan simpulkan!
Penyiar : Selamat sore, sobat muda pendengar Radio ‘Swara Muda”. Kali
ini, telah hadir kawan-kawan kalian dari SMPN Hibar. Kami akan berdialog bersama
mereka dengan topik Bisakah Lirik Lagu Memebri Sumbangan bagi
Remaja untuk Tumbuh Kembang ke Alam Dewasa?
Mari kita dengar gagasan pikiran, kesan, dan harapan mereka. Halo, apa
kabar semua?
Semua : Baik, Kak.
Penyiar : Sudah tahu topik dialog kita ini?
Saskia : Sudah, Kak. Bisakah Lirik Lagu Memebri Sumbangan bagi
Remaja untuk Tumbuh Kembang ke Alam Dewasa? Nih, Kak Anton sudah membawa
beberapa tabloid musik.
Penyiar : Oh, jadi, kita akan berusaha menemukan rumusan tentang
karakteristik atau ciri-ciri musik yang dapat memberikan sumbangan bagi kaum r0emaja
untuk tumbuh dan berkembang ke alam dewasa.
Anton : Ya, Kak. Musik merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari
kita. Musik menemani kita belajar, menghibur, dan mendorong munculnya
inspirasi.
Penyiar : Apa aliran musik yang biasa kalian dengar?
Saskia : Saya menyukai music jazz dan pop, Kak.
Mitha : Saya juga suka jenis pop, tapi kadang juga mendengarkan R
& B.
Firman : Untuk jenis aliran music, saya pilih klasik.
Penyiar : Oke. Kita tahu lirik lagu-lagu yang kita dengarkan ditulis
dalam berbagi tema. Menurut kalian, adakah sumbangan lirik lagu bagi kehidupan
kalian?
Firman : Saya pikir, setiap lirik lagu ditulis dengan Tujuan
tertentu. Misalnya, menyampaikan informasi tentang pengalaman hidup seseorang,
mengajak orang lain untuk merenungkan kehidupan atau bahkan mengajak untuk
melakukan sesuatu.
Penyiar : Oke. Pengalaman kehidupan seperti apa yang pernah kalian
pahami dari lagu?
Saskia : Dalam lagu-lagu yang dinyanyikan kaum muda, biasanya
pengalaman cinta, Kak. Tapi, kalau kita mau mendengar lagu-lagu Ebiet G. Ade,
ada pengalaman kerohanian yang sangat kaya. Misalnya, dalam lagu “Berita kepada
Kawan”. Lagu itu mengisahkan pengalaman Ebiet bertemu seorang anak kecil yang
ayah-ibunya meninggal dalam bencana alam.
Mita : Aku suka mendengarkan lagu-lagu Bimbo yang mengajak
kita merenungkan kembali tentang hubungan kita dengan Tuhan, kisah para rasul,
dan peristiwa sehari-hari yang sarat dengasn pesan keagamaan.
Anton : Menurut saya,
lagu-lagu Iwan Fals belum pernah tertandingi dalam menyampaikan pesan-pesan sosial
dan kemanusiaan.
Saskia : Ya, pesan-pesan sosial dalam lagu Iwan Fals mengajak kita
untuk ikut merasakan penderitaan orang-orang kecil.
Mitha : Saya juga suka lirik lagu yang dinyanyikan Melly Goeslaw
dan Ari Lasso yang berisi pesan tentang keindahan cinta yang tulus.
Saskia : Lirik lagu pop Indonesia dibanjiri tema-tema cinta. Kadang
saya berpikir, andai 40 persen lagu Indonesia ditulis dengan pesan moral dan
sosial maka para penulis lagu dapat memberikan sumbangan besar untuk membangun
jiwa kaum muda.
Firman : Ya, saya setuju. Penulis lirik lagu Indonesia harus punya
wawasan kebangsaan, sehingga ia bisa mengambil peran yang lebih besar dalam
membangun bangsa melalui musik. Musik, kan, tak pernah lepas dari kehidupan
remaja.
Anton : Indonesia perlu memiliki 10 Iwan Fals.
Saskia : Wah, harusnya lebih banyak lagi.
Penyiar : Nah, kita sudah tahu sumbangan musik, khusunya lirik lagu
bagi remaja untuk tumbuh kembang kea lam dewasa. Sekarang kita simpulkan, y0uk!
Apa, sih wujud sumbangan itu?
Anton : Kita menginginkan lagu dengan lirik yang berisi pesan
sosial. Ya, agar kita tumbuh menjadi anak yang peka terhadap masalah sosial di
sekitar kita.
Saskia : Kita memerlukan lagu yang tidak hanya menghibur, tapi juga
membantu kami tumbuh lebih dewasa. Lirik lagu dapat menambha wawasam tentang
kehidupan yang luas dan sikap-sikap yang lebih bijaksana.
Firman : Penulis lagu dan lirik juga harus punya komitmen moral,
Kak. Kita ingin menjadi remaja yang menjunjung nilai-nilai kebenaran dan peka
terhadap masalah kemanusiaan.
Saskia : Ya, kita pun tidak ingin menjadi remaja cengeng yang
merintih-rintih karena masalah cinta. Tema cinta, ya, jangan hanya bicara rindu
dan putus cinta melulu.
Mitha : Lagu-lagu dengan tema ketuhanan juga amat penting, Kak.
Kadang kita lebih bisa menghayati kebesaran Tuhan melalui lagu.
Penyiar : Mudah-mudahan dialog kita ini didengar para pencipta lagu
dan penulis lirik, ya. Nah, kita tunggu prestasi mereka. Terima kasih atas
kehadiran kalian, semoga sukses. Selama sore sobat muda. Sampai jumpa minggu
depan.
Kompetensi Dasar : 1.2 Mengomentari pendapat narasumber dalam dialog
interaktif pada tayangan televisi
/ siaran radio
Materi Pembelajaran
Mengomentari berasal dari kata komentar,
artinya ulasan atau tanggapan atas suatu pendapat narasumber dalam dialog,
berita, pidato, dan sebagainya dengan tujuan untuk menerangkan atau
menjelaskan.
Langkah-langkah
mengomentari pendapat narasumber dalam dialog :
1.
Menyimak
dialog itu dengan baik
2.
Mencatat
pokok-pokok dialog terutama berupa pendapat narasumber
3.
Memberikan
komentar secara jelas dengan memerhatikan kesesuaiannya dengan pendapat
narasumber.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengomentari pendapat narasumber :
1.
Komentar
merupakan opini
2.
Argumen
yang disampaikan logis
3.
Komentar
bukan karena suka atau tidak suka
4.
Pendapat narasumber yang akan dikomentari harus betul-betul
dipahami.
5.
Jika komentar itu berupa kritikan, harus disertai alasan yang
logis
6.
Berikan komentar dengan menggunakan bahasa yang lugas dan santun.
Contoh :
Pernyataan yang berisi pendapat
Menurut saya, sudah zamannya bila wanita di
Indonesia saat ini memainkan peran sejajar dengan kaum pria. Kalau tidak
sekarang, kapan lagi? Bukankah saat ini telah banyak kaum perempuan yang
menduduki posisi penting dalam pemerintahan. Misalnya, sebagai bupati,
gubernur, menteri bahkan ada juga yang pernah menjadi presiden.
Komentar bagi yang sependapat
Hal yang disampaikan narasumber tersebut
benar. Kaum perempuan di Indonesia tak boleh lagi hanya sebagai “orang
belakang”. Mereka harus mengambil peran dalam membangun bangsa ini.
Komentar bagi yang tidak sependapat
Saya kurang sependapat dengan narasumber.
Dia tidak memikirkan bahwa keterbatasan kaum perempuan itu sendiri. Dengan
begitu, tidak mungkin bila kaum perempuan harus sejajar dengan kaum pria
Uji Latih Kompetensi
1. Datalah pendapat-pendapat
narasumber yang terdapat pada dialog (KD 1.1) dan komentarilah!
2. Berikan komentar atas penuturan narasumber-narasumber berikut ini!
No.
|
Penuturan Narasumber
|
Komentar
|
1
|
Dalam pendidikan, peserta didik laki-laki dan perempuan memperoleh hak
dan kewajiban yang sama.
|
|
2
|
Tenaga kerja perempuan dengan tenaga kerja laki-laki semestinya
diberikan standar upah yang sama.
|
|
3
|
Sebaiknya pengiriman TKW ke luar negeri harus lebih professional. TKW
perlu dibekali keterampilan yang cukup.
|
|
4
|
Perempuan tidak usah terlibat dalam kemiliteran karena kodratnya yang
penuh keterbatasan dan merupakan kaum lemah.
|
|
5
|
Kaum perempuan tidak perlu mengikuti cabang olahraga berat seperti
beladiri, sepak bola, dan sebagainya karena berbahaya.
|
|
Kompetensi Dasar : 2.1. Mengkritik / memuji
berbagai karya ( seni atau produk ) dengan
bahasa yang lugas dan santun
Materi Pembelajaran
Mengkritik adalah menanggapi dan menganalisis sesuatu, di dalamnya ada
unsur menghargai, mengemukakan kekurangan, serta mengajukan saran demi
perbaikan kekurangan tersebut.
Langkah-langkah mengkritik :
1. Memahami dan mendalami hal yang akan dikritik.
2. Menganalisis dan memberikan penghargaan bila ada kelebihan.
3. Berusaha mencari kekurangan/kelemahan dengan disertai bukti/alasan
yang kuat.
4. Mengajukan saran untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dengan
bahasa yang lugas, tegas, dan tepat.
Contoh :
“Masakan buatan Ibu cukup enak dan saya sangat menyukainya. Hanya saja
pada produksi berikutnya sebaiknya dikemas lebih menarik, dan rasa enaknya bisa
ditambah lagi sehingga akan lebih banyak
yang menyukainya”
Pujian adalah pernyataan atau pengakuan dan penghargaan yang tulus akan
kebaikan/keunggulan sesuatu.
Langkah-langkah memuji :
1. Mendalami secara objektif hal yang akan dipuji.
2. Berusaha menemukan hal yang positif terhadap objek tersebut.
4. Memberikan pujian terhadap hal yang positif tersebut dengan bahasa
yang lugas, tegas, dan tepat.
Contoh :
“Sepeda motor itu memang istimewa, bentuknya terlihat gagah,
anggun dan memberikan nilai lebih bagi yang mengendarainya. Warna catnya yang
mengkilap, halus, tegas, dan memikat, bak kuda pangeran muda yang gagah
perkasa. Sungguh pantas kalau barang itu dihargai sedemikian tinggi”
Uji Latih Kompetensi
1. Siapkan 2 buah karya berbentuk
seni seperti lukisan, lagu, puisi, dan lain-lain. Amatilah karya tersebut.
Kemudian, buatlah pujian dan kritikan terhadap karya tersebut!
Pujian dan Kritik Karya (Seni)
Nama Karya (Seni) : …………….
A. Pujian
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
B. Kritik
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2. Siapkan 3 produk makanan ringan seperti permen, kue kering, kacang
telur, snack kemasan, dan lain-lain. Kemudian, nikmatilah makanan ringan
tersebut. Setelah itu, buatlah pujian dan kritikan terhadap produk makanan ringan
yang baru saja dinikmati!
Pujian dan Kritik Produk
Nama Makanan : …………….
Produksi :
…………….
C. Pujian
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………..........................................................................................................
D. Kritik
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Kompetensi Dasar : 2.2.
Melaporkan secara lisan berbagai peristiwa dengan menggunakan kalimat yang logis
Materi Pembelajaran
Peristiwa adalah
suatu kejadian, hal, atau perkara yang dapat menarik perhatian. Adapun orang yang melaporkan peristiwa disebut
reporter.
Hal-hal yang harus
diperhatikan agar dapat menjadi reporter yang baik :
1. Pengamatan yang teliti.
2. Pelaporan yang lengkap.
a. Apa : Peristiwa apa yang
hendak dilaporkan
b.
Siapa : Pelaku/tokoh yang terlibat dalam
peristiwa
c. Di mana : Tempat peristiwa yang akan dilaporkan itu terjadi
d.
Kapan : Waktu terjadinya peristiwa
e. Mengapa : Penyebab
terjadinya peristiwa
f. Bagaimana : Proses peristiwa itu
berlangsung
3. Bahasa laporan yang komunikatif.
4. Penyampaian laporan yang ekspresif.
Sistematika laporan peristiwa :
1. Salam pembuka
2. Pengenalan konteks peristiwa
3. Fokus laporan
4. Penutup
5. Salam penutup
Contoh :
Laporan Kebakaran di Kompleks Pertokoan Menara Kencana
Para pemirsa,
Saat ini, saya berada di lokasi kebakaran kompleks Pertokoan Menara
Kencana. Di layar televisi Anda, tampak api masih menyala dan melahap kios-kios
di bagian timur. Para petugas pemadam kebakaran telah bekerja keras selama 6
jam dan berusaha keras memadamkan titik api di deretan kios bagian timur ini.
Kesulitan yang dialami petugas yakni kios-kios ini dalam keadaan tertutup,
sehingga petugas, harus membongkar paksa beberapa kios untuk memadamkan titik
api yang berkobar di dalamnya. Diperkirakan hingga saat ini, sekitar 400 kios telah terbakar dan kerugian mencapai
sekitar 300 miliar rupiah. Saya, Reza Prahadian, dari lokasi kebakaran kompleks
pertokoan Menara Kencana.
Laporan Festival Drama
Perjuangan antar-SMP se-Jawa Timur
Halo Pemirsa,
Sat ini, saya berada di aula SMPN Hibar, Blitar. Di sini, berlangsung
Festival Drama Perjuangan antar-SMP se-Jawa Timur. Festival drama ini merupakan
salah satu kegiatan dalam rangka Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda. Festival ini
diikuti oleh 34 kelompok tetaer sekolah. Kegiatan akan berlangsung selama
sepekan. Setiap hari, ditampilkan lima pementasan.
Sekarang, di hadapan saya, ada Bapak Rahman Hidayat, selaku Ketua
Pelaksana kegiatan ini dan seorang siswa sebagai salah seorang wakil peserta.
“Selamat siang, Pak Hidayat. Apa target dari kegiatan festival ini,
Pak?”
“Selamat siang. Target dari pelaksanaan kegiatan pada tahun pertama ini
adalah menghidupkan iklim kesenian teater sambil menumbuhkan jiwa patriotik
kepada siswa SMP.”
“Mengapa demikian, Pak?”
“Sebab teater dapat meningkatkan wawasan tentang nilai-nilai patriotism,
mengembangkan emosi secara positif, mempertajam kemampuan imajinasi,
menegmbangkan rasa percaya diri, dan membiasakan anak-anak bekerja sama dengan
baik.”
“Mengapa nilai patriotism dipilih sebagai salh satu fokus, Pak?”
“Supaya bangsa ini tetap memiliki jati diri dan mampu bertahan di tengah
gelombang perubahan akibat globalisasi.”
“Baik terima kasih, Pak atas kesempatan ini.”
“Hai, Dik. Siapa nama Adik?”
“Nadhifa Arsyad.”
“Apa yang Adik harapkan dari festival ini?”
“Kesatu, saya ingin main drama: kedua, ingin menang; dan ketiga,
sepertinya asyik ada kesempatan bicara soal perjuangan bangsa, tetapi tidak
dengan diceramahi. Syukur-syukur bisa terkenal ya…”
“Oke. Terima kasih.”
Pemirsa, demikian laporan saya dari Festival Teater antar-SMP di Jawa
Timur. Semoga menggugah semangat remaja di wilayah lain untuk terus
berprerstasi.
Terima kasih. Selamat siang.
Laporan Festival Band se-Jawa Timur
Halo sobat muda,
Saat ini, saya berada di
lokasi festival band se-Jawa Timur, tepatnya di Gedung Kesenian Gajayana,
Malang. Festival baru akan dimulai setengah jam lagi, tetapi suasana di sini
sungguh rame banget. Festival ini
diikuti 60 grup yang datang dari berbagai kota, dari ujung timur Banyuwangi
hingga wilayah yang paling barat, Pacitan. Hei, kamu-kamu juga tentunya ingin dengerin,
kan, apa alasan mereka ikut festival. Kita dengar, yuk, pendapat Raga, ketua salah satu grup band yang menamakan
dirinya Snack, grup asli dari kota Malang.
Penyiar : Halo, Raga, apa
motivasi kalian ikut festival ini?
Raga : Festival ini merupakan kesempatan bagi
kelompok kami untuk uji kemampuan, mengingat band kami sudah berusia 2 tahun. Tepatnya, band ini kami bentuk sejak kami kelas VIII SMP.
Penyiar : Nggak minder, nih,
menghadapi band yang lebih matang?
Raga : Perasaan minder sudah kami singkirkan sejak kami memutuskan
mengikuti festival. Kita juga harus PD. Meski muda usia, kita OK juga, lho!
Penyiar : Apa saja persiapan kalian untuk mengikuti festival ini?
Raga : Kami sudah punya jadwal latihan rutin sebelumnya. Khusus
untuk festival ini, kami berlatih setiap hari dalam minggu terakhir.
Penyiar : Apa tidak mengganggu kegiatan sekolah?
Raga : Gangguan pasti ada, tetapi kami sudah mencoba umtuk
meminimalisasinya.
Penyiar : Apa target kamu?
Raga : Tampil maksimal. Menang atau kalah, itu urusan nanti.
Penyiar : Oke. Sukses, ya, buat kelompok kalian! Semoga bintang kamu
bersinar!
Uji Latih Kompetensi
Buatlah sebuah video tentang melaporkan sebuah peristiwa. Kerjakan
secara berkelompok!
Kompetensi
Dasar : 3.1. Membedakan antara fakta
dan opini dalam teks iklan di surat kabar dan mendata fakta yang ada.
Materi Pembelajaran
Iklan dapat ditemukan di media massa cetak maupun elektronik. Bahkan, ada media cetak yang khusus berisi
iklan. Hal tersebut menunjukkan bahwa iklan sudah menjadi kebutuhan bagi
seseorang, lembaga, atau pun perusahaan dalam
mempromosikan barang/jasa yang dimilikinya. Iklan terbagi atas
bermacam-macam jenis, misalnya iklan
baris, iklan kolom, dan iklan keluarga.
Iklan yang ditulis di media massa termasuk ke
dalam teks persuasif, yaitu teks yang bersifat ajakan.. Dalam iklan
komersil, teks yang ditulis biasanya menggiring pembaca untuk menilai bahwa
barang/jasa yang diiklankan tersebut bagus dan layak dibeli. Oleh karena itu,
perlu diketahui bahwa di dalam iklan terdapat teks yang bersifat fakta dan
opini.
Fakta
adalah hal/peristiwa yang benar-benar terjadi, sesuai
kenyataan, dan dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang mendukung, sedangkan
opini adalah pendapat yang mungkin masih perlu diuji kebenarannya.
Perhatikan contoh iklan berikut!
Dijual telepon
seluler [ponsel] merk ABC tipe 123, lengkap dengan aksesoris : charger, kabel
data, dan buku petunjuk. Warna hitam. Kondisi mulus, suara jernih, dan baterai
tahan lama.
Berdasarkan teks iklan singkat di atas, dapat
dibedakan antara kalimat fakta dan kalimat opini. Kalimat fakta pada iklan
tersebut berupa nama benda yang dijual [ponsel], merek ponsel yang dijual,
warna ponsel yang dijual, dan aksesori yang dijual. Komponen tersebut merupakan
fakta karena ditulis apa adanya, sesuai dengan kenyataan. Sedangkan teks yang
menjelaskan kondisi ponsel yang masih mulus, suara jernih, dan baterai tahan
lama merupakan kalimat opini karena kondisi tersebut masih bersifat relatif.
Ukuran mulus tentu sangat bergantung pada orang yang menilai, begitu juga
kejernihan suara ponsel dan ukuran tahan lama baterai.
Uji latih Kompetensi
Bacalah teks iklan berikut!
Dijual cepat, rumah tipe 48/90
di perumahan Kota Wisata, Cluster Montreal Blok YA 15 no. 15. Bebas banjir,
kondisi standar, dan bagus. Harga 220 jt, nego, hubungi (021)
82482136,081288731580 (Farah)
Jual rumah luas tanah/luas
bangunan 309/500, 2 lantai, 5 kamar tidur, 4 kamar mandi, garasi 2 mobil, PAM,
listrik 2200 watt, lokasi di Manyaran, strategis, hubungi telepon 081802436517
1. Tuliskanlah pernyataan berupa fakta yang terdapat pada iklan tersebut!
2. Tuliskanlah pernyataan berupa opini yang terdapat pada iklan tersebut!
Kompetensi Dasar : 3.2.
Menemukan informasi yang diperlukan secara cepat dantepat dari indeks
buku melalui kegiatan membaca mimindai.
Materi Pembelajaran
Membaca
memindai merupakan kegiatan membaca cepat untuk keperluan menemukan informasi
yang diperlukan secara cepat dan tepat dari sebuah teks/buku. Membaca memindai
yang sering kamu lakukan adalah membaca kamus, membaca indeks, atau membaca
bagian tertentu dari sebuah buku
Indeks
adalah suatu daftar yang memuat kata-kata atau istilah-istilah penting dan
nama-nama pengarang yang disebut dalam karangan. Biasanya indeks ditemukan pada
bagian akhir buku cetakan yang tersusun menurut
abjad.
Indeks
yang berupa nama yang terdiri atas lebih dari satu kata disusun dengan cara
menuliskan nama belakangnya dulu baru disusul nama depannya. Misalnya, Abdul
Muis, ditulis Muis, Abdul sehingga urutannya berada pada huruf m. Indeks
yang berupa kata disusun dengan mengurutkan kata tersebut sesuai dengan huruf
awal kata yang bersangkutan. Indeks yang berupa istilah disusun dengan
mengurutkan istilah itu sesuai dengan huruf awal istilah yang bersangkutan.
Pada
bagian kanan nama, kata, atau istilah di dalam indeks ditulis angka yang
menunjukkan nomor halaman tempat nama, kata, atau istilah itu ditemukan.
Fungsinya untuk mempermudah mencari keberadaan kata tersebut. Misalnya, di
dalam indeks tertulis adaptasi, 7, 23 artinya, istilah adaptasi dapat
ditemukan pada halaman 7 dan halaman 23 di dalam buku. Indeks harus disusun
secara alfabetis dan disertai nomor halaman.
Contoh halaman indeks :
A
Agusta, Leon, 307
------ Nomor halaman indeks
Ayatrohaedi, 52, 61 -------- Indeks
pengarang
Aku, 41,59, 70, 202
Alegori, 135, 144
Alisjahbana, Sutan Takdir, 58, 212
Aliran, 32-47 ---------- Indeks topik
ekspresionisme, 40-43
imajis, 46-47
impresionisme, 42-47
----------------- Perincian indeks topik
naturalisme, 32
realisme sosial, 38,40
romantik,32-35
Amuk, 185, 186, 19, 194, 195
Uji Latih Kompetensi
1. Bacalah contoh halaman indeks di atas! Kemudian, kenalilah bagian-bagiannya
dan bubuhkanlah tanda centang pada pernyataan yang sesuai dengan isi contoh
daftar indeks tersebut!
a. Daftar indeks di atas disusun dengan menggabungkan indeks topik dan indeks
pengarang.
b. Informasi tentang puisi Aku yang
ditulis Chairil Anwar dapat ditemukan pada halaman 41, 59, 70, 212.
c. Informasi tentang penyair Leon Agusta dapat ditemukan di halaman 207.
d. Informasi tentang aliran puisi ekspresionisme dapat ditemukan di halaman
15.
e. Informasi tentang aliran-aliran dalam penulisan puisi dapat ditemukan di
halaman 32-47.
f. Pembahasan tentang kumpulan puisi Amuk
yang ditulis oleh Sutardji Calzoum Bachri terdapat di halaman 185, 186, 190.
g. Pembahasan tentang aliran naturalisme dapat ditemukan di halaman 32.
h. Pembahasan tentang jenis gaya bahasa alegori dibahas di halaman 135 dan
144.
i. Pembahasan aliran realisme sosial dibahas di halaman 38 dan 40.
j. Rincian dari sebuah topik dapat ditulis secara tidak berurutan menurut abjad.
2. Duduklah secara berkelompok kemudian tentukan informasi yang terdapat di halaman
indeks tersebut secara cepat dan tepat!
Kompetensi
Dasar : 4.1. Menulis iklan baris dengan bahasa singkat, padat dan jelas
Materi Pembelajaran
Iklan baris
adalah iklan yang dimuat di media cetak dengan hanya memanfaatkan beberapa
baris karena pertimbangan ekonomis, sehingga data yang diinformasikan singkat,
umum, dan ditulis dengan banyak singkatan.
Ciri-ciri iklan baris :
1. Panjang iklan baris sekitar 3-5 baris dalam satu kolom
2. Penulisan iklan baris banyak menggunakan singkatan-singkatan
3. Iklan baris dimuat berdasarkan golongan barang atau jasa yang diiklankan
dan diurutkan menurut abjad
4. Biaya iklan baris relatif murah
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menulis iklan baris :
1. Komunikatif
2. Singkat
3. Lengkap
4. Penulisan singkatan hendakanya berdasarkan yang sudah lazim digunakan
5. Usahakan alamat tidak disingkat karena dapat menimbulkan beragam penafsiran
Ketika akan membuat iklan baris, ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu isi iklan dan bentuk iklan. Isi iklan harus
sesuai dengan fakta sehingga dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu,
sebelum menulis iklan kamu harus mendaftar dulu butir-butir isinya. Butir-butir
isi iklan disesuaikan dengan barang atau jasa yang ditawarkan. Misalnya, kamu
akan menjual mobil, butir-butir iklannya sebagai berikut:
a.
kondisi mobil,
b. jenis
kendaraan, tahun pembuatan, warna, tipe, dll.,
c. status
kepemilikan kendaraan,
d. harga
yang ditawarkan, dan
e.
alamat/telepon yang dapat dihubungi
Langkah-langkah menulis iklan
baris :
1. Tentukan jenis iklan yang akan ditulis
2. Tentukan isi iklan yang dimaksud
3. Tuliskan unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam pembuatan iklan itu
4. Tuliskan unsur-unsur itu dalam bahasa yang singkat dan jelas
Contoh penulisan iklan baris :
KIJANG 89 MERAH METL
89,
Ors. Tangan pertama, Full aksesoris,
35 jt, Hub. Griya Asri Melati III/9 Malang
|
Uji Latih Kompetensi
1. Tuliskan secara lengkap iklan baris berikut ini!
JL Rmh. LT/LB 309/500, 2 LT, 5 KT, 4 KM
Grs 2 Mbl, PAM, 2200 W, Lok. Manyaran
Strgs. T. 081802436517
|
|
Dcr km kos utk krywn pria,
Kwsan Rungkut, grsi.
Hub. 08120003
|
|
Djl cpt 3 unit kmra vdeo
Istmw Hub. Fauzan 7676989
|
|
|
|
|
|
Dibthkn : Guru Geo yg berpengl min 1 th. Lmrn, CV, Photo krm ke
Insanul Amal, Jl. P. Diponegoro, No 2 Cilember, Jakut. Fax 5472365 e mail :
ari @yahoo.com
|
|
Rmh dikontrkn 8 km tdr,
2 km mndi brsh trwt, dkt
UNAIR Hub. 7886657
|
|
|
2. Buatlah singkatan yang komunikatif untuk kata-kata berikut!
a. Dicari f.
Dijual cepat
b. Dibutuhkan segera g.
Mobil
c. Dijual h.
Sepeda Motor
d. Dikontrakkan i.
Mesin cuci
e. Disewakan j.
Tanah
3. Tulislah iklan baris dengan efektif dan efisien untuk keperluan
penawaran berikut!
a. Koperasi Rejo Agung di Ngaliyan menawarkan pinjaman dengan jaminan BPKB
kendaraan bermotor, bunga ringan, proses cepat 1 jam selesai, hubungi no
telepon 0818029765436.
b. Perusahaan kayu membutuhkan tukang kayu dan tukang ukir, pelamar datang
langsung hari Sabtu pukul 10.00 di Jalan Tlogobayam 655 Semarang.
c. Dijual mobil Toyota Avanza tahun 2005 fasilitas AC double blower, velg
racing, tape, warna silver, jarak tempuh 16,5, barang istimewa, hubungi
0815776462341.
d. Dijual tanaman hias anthurium gelombang cinta dan jenmani sudah
bertongkol, besar kecil dan indukan, barang kualitas 1, hubungi telepon
08897654352.
e. Dijual komputer Pentium 4 layar monitor 17 inchi, cashing baru, RAM 512,
kapasitas hardisk 40 GB, lengkap printer HP, power supply, harga nego, hubungi
HP 08234523765.
Kompetensi Dasar : 4.2. Meresensi buku pengetahuan
Materi Pembelajaran
Kata resensi berasal dari Bahasa Latin recentio,
sedangkan dalam Bahasa Belanda recenseren,
yang artinya peninjauan [tinjauan], pertimbangan, ulasan, atau pembicaraan.
Jadi, resensi adalah tulisan yang berisi ulasan atau tinjauan mengenai suatu
hasil karya cipta yang akan dipublikasikan kepada khalayak.
Hasil karya yang biasa dibuatkan resensi adalah buku, kaset, film, VCD, dan
pertunjukan karya seni.
Meresensi buku adalah membuat ulasan atau kajian mengenai nilai isi dari
sebuah buku.
Tujuan meresensi buku adalah memberikan informasi kepada masyarakat sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan sikap untuk membaca buku tersebut atau
tidak.
Hal-hal yang harus ditulis untuk
membuat resensi buku :
· Data Buku/Identitas Buku, meliputi judul buku, penulis/pengarang (bila buku
terjemahan, cantumkan judul asli dan nama penerjemahnya), penerbit, tahun
terbit, kota penerbit, editor buku, nomor cetakan, jumlah halaman (tebal buku),
ukuran buku, jenis kertas buku, nomor ISBN, warna sampul buku, harga (bila
diketahui), dsb.
· Ikhtisar/ringkasan isi buku
· Kelebihan dan kekurangan buku (Hal-hal yang mengesankan, gaya bahasa,
pilihan kata, dan susunan kalimat yang digunakan)
· Pendapat pribadi sebagai tanggapan
atas isi buku
Bacalah contoh resensi berikut!
SEKOLAH SUDAH MATI
Judul Buku : Sekolah itu Candu
Penulis : Roem Topatimasang
Penerbit : Insist Press Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Juli 2007
Jumlah halaman : 178 halaman
Buku ini dapat digolongkan sebagai bacaan
yang unik. Pembaca diajak berkelana untuk melihat suatu peristiwa pada tahun
2222. Perjalanan itu dipandu oleh tokoh bernama Sukardal. Ia adalah seorang
petani. Tanpa sengaja ia menemukan satu naskah tua di museum Bank Naskah
Nasional. Naskah itu dikategorikan sebagai bacaan terlarang. Hal itu membuat
Sukardal penasaran. Apalagi judul naskah itu tak asing baginya, yakni: Sekolah.
Melalui buku ini kita diajak untuk
bertanya, “Apakah benar sekolah adalah satu-satunya sarana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa? Pertanyaan ini ditujukan kepada kita semua.
Pada bab pertama diceritakan tentang asal
usul sekolah. Bab selanjutnya memberi tahu bahwa ternyata ada sekolah yang
tidak punya daftar mata pelajaran wajib, tidak melaksanakan ujian kolektif.
Murid-muridnya pun bebas memilih apa yang akan mereka pelajari.
Buku setebal 178 halaman ini mengangkat
masalah yang aktual. Sebuah buku yang cerdas, tetapi tidak terkesan menggurui.
Buku ini ringan dan dapat dijadikan bacaan waktu senggang. Bahasa yang
digunakan komunikatif. Namun, cover buku yang sengaja didesain dengan
penampilan klasik naskah tua mengesankan sebagai bacaan yang berat. Terlepas
dari kekurangannya, buku ini patut dibaca oleh berbagai kalangan. Bahkan dapat
menjadi referensi pengetahuan bagi siswa, mahasiswa, atau pelajar pada umumnya.
Sumber: Disadur dari Bulaksumur Pos,
4 Desember 2007
Uji Latih
Kompetensi
1.
Berdasarkan
teks tersebut, isilah tabel mengenai bagian-bagian resensi berikut!
No.
|
Bagian
Resensi
|
Ada
|
Tidak
|
Sebutkan
|
1.
|
Judul resensi
|
|
|
|
2.
|
Judul buku
|
|
|
|
3.
|
Identitas buku
|
|
|
|
4.
|
Rangkuman isi buku
|
|
|
|
5.
|
Kelebihan buku
|
|
|
|
6.
|
Kekurangan buku
|
|
|
|
7.
|
Pendapat penulis resensi
|
|
|
|
2. Resensilah sebuah buku! Kerjakan secara berkelompok.
Kompetensi Dasar : 4.3. Menyunting karangan dengan
berpedoman pada ketepatan ejaan, pilihan
kata keefektifan kalimat, keterpaduan paragraph , dan kebulatan wacana.
Materi Pembelajaran
Menyunting/mengedit adalah
mengoreksi suatu tulisan. Adapun orang yang bertugas mengedit/ menyunting
disebut editor/penyunting/penyelia.
Setiap editor memiliki
tanda-tanda koreksi yang berbeda-beda. Berikut merupakan sebagian tanda-tanda
yang biasa digunakan editor untuk mengoreksi teks :
· Tanda = digunakan untuk mengubah
huruf kapital atau kecil menjadi huruf kecil atau kapital
Contoh : Rumah drs. rudiyanto
di bogor
· Tanda X digunakan untuk menghilangkan tanda baca,
huruf, kata, atau kalimat yang tidak terpakai
Contoh : Rumah tetangggaku
terbakar
· Tanda O digunakan untuk mengganti tanda baca, huruf,
kata, atau kalimat. Tanda ini harus disertai huruf, kata, atau kalimat yang
seharusnya digunakan.
Contoh : Rumah Drs. Rudiyanto di
Bogor
· Tanda digunakan
untuk mengubah posisi huruf, kata, atau kalimat.
Contoh : Kamu rusha -------
harus
· Tanda digunakan untuk
memulai paragraf baru.
Contoh : Wahyudi adalah seorang
ulama di Desa Rambayan. Gofur adalah
seorang pekerja keras.
Berikut ini hal-hal yang harus
disunting pada sebuah teks dalam bahasa Indonesia :
1. Ejaan
Penyuntingan tentang ejaan
berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan [EYD] atau sekarang
berganti nama menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Kesalahan
yang sering dilakukan oleh para pemakai bahasa adalah kesalahan penulisan huruf
kapital dan pemakaian tanda baca.
Contoh :
Penulisan Sebelum
Penyuntingan
|
Penulisan Setelah
Penyuntingan
|
Presiden melantik gubernur
Mardiyanto menjadi mendagri
|
Presiden melantik Gubernur
Mardiyanto menjadi Mendagri
|
Paduka Sinuwun Pakubuwono ke-XIII
berkenan hadir dalam pertemuan itu.
|
Paduka Sinuwun Pakubuwono XIII
berkenan hadir dalam pertemuan itu.
|
2. Kefektifan kalimat
Kalimat disebut efektif apabila
memiliki struktur yang tepat sehingga makna kalimatnya mudah dipahami dan tidak
menimbulkan penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud penutur kalimat.
Contoh :
Penulisan Sebelum
Penyuntingan
|
Penulisan Setelah
Penyuntingan
|
Lomba melukis pelajar akan
dilaksanakan pada hari Minggu
|
Lomba melukis untuk pelajar akan dilaksanakan pada hari
Minggu
|
Menurut para pakar sejarah
mengatakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa Kerajaan Syailendra
|
Menurut pakar sejarah, Candi Borobudur dibangun pada
masa Kerajaan Syailendra
|
3. Pemilihan kata
Penulisan Sebelum
Penyuntingan
|
Penulisan Setelah
Penyuntingan
|
Di sekolah sedang diadakan perlombaan sepak bola antarkelas.
|
Di sekolah sedang diadakan pertandingan sepak bola antarkelas.
|
Kepada penceramah, seorang peserta mempertanyakan bantuan dana yang telah digulirkan pemerintah.
|
Kepada penceramah, seorang
peserta menanyakan bantuan dana
yang telah digulirkan pemerintah.
|
4. Keterpaduan paragraf
Uji Latih Kompetensi
Suntinglah teks berikut!
gnota pusat
sumbang 2551 siswa di bantul
gnota (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) Pusat akan memberikan sejumlah
sumbangsih kepada 2.551 anak asuh bagi siswa sd dan smp di kabupaten bantul.
Para siswa siswa tersebut merupakan
korban musibah bencana gempa bumi pada tanggal 27 mei 2006 lalu. Bantuan
tersebut diberikan secara simbolis oleh Ketua Umum GNOTA Pusat Ny. indira s.
pulungan kepada Sekda Bantul Drs. gendut sudarto Kd, mewakili pejabat bupati
bantul diteruskan kepada para siswa di smp Negeri 2 pundong hari selasa (18/7).
paket bantuan sumbangan berupa beberapa perangkat alat alat kebutuhan belajar antara lain alat tulis
seragam sekolah dan seragam pramuka serta 20 buah tenda belajar. bantuan
tersebut dibagikan masing masing untuk
smpn 2 pundong, sdn belan, sdn tulasan dan sd muhammadiyah di kecamatan
bambanglipuro, sdn 1 turen, sdn I jejeran dan sdn 2 jejeran di kecamatan
pleret, sdn timbulharo dan sdn widorocandran di kecamtan sewon serta sdn 1
sawahan, sdn kembangsongo, sd muhamamdiyah blawong dan SD muhammadiyah tonjong
di kecamatan jetis.
Ketua Umum GNOTA Pusat yaitu Ny. indira s. pulungan dalam sambutannya
mengatakan bahwa GNOTA senantiasa mengajak warga masyarakat untuk peduli
terhadap penderitaan masyarakat lainnya. Khususnya para siswa di daerah
bencana, agar mereka terhindar dari ancaman putus sekolah dengan harapan pada
tahun ajaran baru mereka tetap dapat belajar sementara dengan baik sambil
menunggu selesainya gedung sekolah direhabilitasi.
sementara itu Sekda Bantul drs. gendut sudarto Kd, BSc, MMA mewakili
bupati bantul dalam sambutannya selain mengucapkan terima kasih kepada gnota pusat, juga mengharapkan para siswa dan guru tetap semangat dalam
melaksanakan proses belajar mengajar pasca gempa. kita jangan terlalu dibebani
oleh kepedihan masa yang lalu, biarlah yang lalu telah berlalu. Kita harus
berusaha untuk bangkit guna meraih masa depan yang lebih baik,” tandasnya.
banyak para peserta yang hadir
dalam kesempatan tersebut antara lain Kepala Dines P dan K Kabupaten Bnatul
Drs. sudarman, MM, camat pundong M. irsyad, Kepala SMPN 2 Pundong Drs. ponidi,
perwakilan sekolah penerima bantuan serta guru dan siswa smpn 2 pundong.
(sumber
: http//www.bantul.go.id, dengan pengubahan)
Ejaan
No.
|
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
|
Perincian
|
Contoh Penggunaan yang Salah
|
Contoh Penggunaan yang Benar
|
1
|
Huruf kapital
|
Awal kalimat
|
|
|
Nama kota/kawasan
|
|
|
||
Nama orang
|
|
|
||
Nama gedung
|
|
|
||
Singkatan
|
|
|
||
Penulisan gelar akademik
|
|
|
||
2
|
Tanda titik
|
Akhir kalimat
|
|
|
Penulisan angka
|
|
|
||
Singkatan nama
|
|
|
||
3
|
Tanda koma
|
Menunjukkan rincian
|
|
|
Menuliskan keterangan aposisi
|
|
|
||
Frasa penghubung antarkalimat untuk menunjukkan perbandingan, tahapan,
urutan
|
|
|
Kalimat Efektif
No.
|
Kalimat Efektif
|
Kalimat Tidak Efektif
|
1
|
|
|
2
|
|
|
3
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
Pemilihan Kata
No.
|
Contoh Kata Baku
|
Contoh Kata Tidak Baku
|
1
|
|
|
2
|
|
|
3
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
Kompetensi
Dasar : 5.1. Menentukan tema dan
pesan syair yang diperdengarkan.
Materi Pembelajaran
Syair berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sya’ara yang
berarti menembang (bertembang); bersyair berarti mengarang syair.
Setiap syair mengandung tema tertentu. Tema adalah gagasan utama
yang mendasari syair. Gagasan utama syair dapat ditemukan jika kamu memahami
isi syair.
Syair, sebagai karya sastra lama di samping mempunyai tema juga
mempunyai pesan. Pengarang melalui syairnya sebenarnya ingin menyampaikan
sesuatu kepada pembacanya. Sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca itulah yang disebut pesan. Pesan yang ingin disampaikan pengarang itu
dapat berupa pesan pendidikan, pesan moral, pesan keagamaan, dan sebagainya
Bacalah kutipan
syair berikut!
SYAIR
SAPUTRA
Adapun
akan Mangkunegara
Gundah
tiada lagi terkira
Belas
memandang Raja Putra
Semuanya
sudah dalam penjara
Sungguh
ia bersuka-suka
Hatinya
gundah tiada berketika
Sangat
pandai menyamarkan duka
Tiada
rupa memandang muka
Jikalau
memandang saudaranya
Di dalam
penjara yang ketiganya
Berlinang-linang
air matanya
Seboleh-bolehnya
disamarkannya
Daripada
ia tiada takutnya
Pada
Prabu Nata ratu bangsawan
Hati yang
gundah diliburkan
Dibawanya
dengan bersesukaan
(Dikutip
dari Syair Saputra, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud,
1999)
Berdasarkan kutipan syair tersebut, maka tema dan pesannya sebagai
berikut :
Tema : kegundahan/kesedihan hati
Pesan : Jika kamu bersedih,
simpanlah dalam hati
Uji Latih Kompetensi
Simaklah pembacaan kutipan syair
berikut. Kemudian tentukan tema, isi, dan pesan syair tersebut.!
Syair Perahu
Inilah gerangan suatu madah,
Mengarangkan syair terlalu
indah,
Membetuli jalan tempat
berpindah,
Di sanalah iktikad diperbetuli
sudah.
Wahai muda, kenali dirimu,
Ialah perahu tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu,
Ke akhirat juga kekal hidupmu.
Hai muda arif budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu jua kerjakan,
Itulah jalan membetuli insan.
Perteguh jua alat perahumu,
Hasilkan bekal air dan kayu,
Dayung pengayuh taruh di situ,
Supaya laju perahumu itu.
Sudahlah hasil kayu dan air,
Angkatlah pula sauh dan layar,
Pada beras bekal janganlah taksir,
Niscaya sempurna jalan yang
kabir.
……….
Hamzah Fansuri
Kompetensi Dasar
: 5.2 Menganalisa unsur-unsur syair yang diperdengarkan
Materi Pembelajaran
Ciri-ciri
syair :
1.
setiap bait terdiri atas 4 baris
2.
biasanya, setiap baris terdiri atas 4 kata
3.
setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata
4. bersajak a-a-a-a
5. semua baris merupakan isi
6. setiap bait syair tidak dapat berdiri sendiri
7. perhentian tiap baris dalam bait ditandai dengan koma
Unsur
syair meliputi unsur bentuk dan unsur isi. Unsur bentuk syair meliputi bentuk
fisik syair (jumlah suku kata tiap baris, jumlah baris tiap bait, persajakan,
hubungan antarbaris dalam satu bait) dan isi syair meliputi apa yang dikandung
dalam unsur bentuk (yaitu tema dan pesan).
Uji Latih Kompetensi
Bacalah kutipan syair berikut!
Berhentilah kisah
raja Hindustan,
Tersebutlah pula suatu perkataan,
Abdul hamid Syah paduka sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.
Abdul Malik Putera baginda,
Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik menjelis usulnya syahda,
Tiga belas tahun umurnya ada.
Parasnya elok amat sempurna,
Petah menjelis bijak laksana,
Memberi hati bimbang gulana,
Kaih kepadanya mulia dan hina.
Akan rahmah puteri bangsawan,
Parasnya elok sukar dilawan ,
Sedap manis barang kelakuan,
Sepuluh tahun umurnya tuan.
Analisislah kutipan syair
tersebut berdasarkan bentuk fisik syair dan isi syair dengan mengisi format
berikut ini!
No.
|
Unsur-Unsur Syair
|
Keterangan/Bukti
|
|
1
|
Bentuk Fisik Syair
|
Jumlah suku kata tiap baris
|
|
Jumlah baris tiap bait
|
|
||
Pola persajakan
|
|
||
Hubungan antarbaris dalam satu bait
|
|
||
Hubungan antarbait
|
|
||
2
|
Isi Syair
|
Tema
|
|
Pesan
|
|
Kompetensi Dasar : 6.1. Menceritakan kembali secara lisan isi cerpen
Materi Pembelajaran
Alur adalah rangkain cerita
yang disusun secara logis. Adapun tahap-tahap alur sebagai berikut:
1. Pengenalan cerita (intro), yaitu pengarang
mengawali cerita dengan memperkenalkan tokoh utama, penentuan adegan, dan
penceritaan tentang hubungan antartokoh.
2. Awal perselisihan/konflik (complication),
yaitu pengarang mulai memunculkan bagian-bagian yang menimbulkan berbagai
masalah.
3. Menuju konflik (rising action), yaitu pengarang semakin meningkatkan
permasalahan yang sedang dihadapi tokoh.
4. Konflik memuncak (climax), yaitu puncak
permasalahan yang dihadapi tokoh dan tokoh dihadapkan dalam penentuan nasib
yang dialaminya. Keberhasilan/kegagalan biasanya menjadi penentuan nasib tokoh.
5. Penyelesaian (ending), yaitu penjelasan bagaimana
nasib tokoh setelah mengalami turning point, namun ada juga pengarang yang
menyerahkan ending ceritanya kepada para pembaca/akhir cerita dibiarkan
mengambang.
Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum tampil
menceritakan kembali isi cerpen secara lisan :
· Ekspresi
· Gestur
· Bahasa
· Kelancaran
Uji Latih Kompetensi
Ceritakan kembali secara lisan cerpen berikut!
Selamat Tinggal, Renokenongo
Ning dan Sri masih saja duduk diam di atas
tanggul lumpur yang telah mengeras. Pandangan mereka menyapu sekeliling. Yang
terlihat hanya lumpur, lumpur, dan lumpur. Lumpur Lapindo yang telah mengering.
Di antara lumpur-lumpur itu terlihat
atap-atap rumah yang terbenam lumpur. Sudah setahun lebih lumpur memenuhi desa
mereka, desa Renokenongo. Ning dan Sri serta puluhan keluarga lainnya harus
mengungsi. Mereka tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun pemerintah
daerah. Sekolah mereka juga tenggelam oleh lumpur sehingga mereka saat ini
sekolah di sebuah pabrik yang tak terpakai lagi.
“Lihat, itu adalah kampung kita,
Renokenongo!" Teriak Ning sambil menunjuk ke kejauhan.
Sri tersenyum pahit. Mereka adalah dua
sahabat sejak kecil karena rumah mereka bertetangga.
”Ya, desa kita yang tercinta. Tempat kita
dilahirkan. Sekarang semua tinggal kenangan. Rumah kita sudah tenggelam dalam
lumpur. Desa kita sudah hilang ditelan lumpur ...” Ning menjawab dengan haru.
Seolah ada kesepakatan, tiba-tiba mereka
berdua menggumamkan lagu berjudul ”Desaku”. Suara mereka terdengar sendu,
hilang terbawa angin bersama debu-debu lumpur yang mengering.
”Desaku yang kucinta, pujaan hatiku.
Tempat ayah dan bunda, dan handai taulanku. Tak mudah kulupakan, tak mudah
bercerai. Selalu kurindukan desaku yang permai.” Tak terasa mata mereka basah.
Kemarin malam, paman Ning yang tinggal di Solo datang
menemui keluarga Ning di tenda pengungsian. Paman Ning bermaksud mengajak
keluarga Ning pindah ke Solo.
Semula ayah Ning tidak setuju karena
sedang menunggu biaya ganti rugi yang akan dibayarkan oleh PT Lapindo Brantas,
sebuah perusahaan pengeboran minyak yang bertanggung jawab penuh atas
terjadinya musibah lumpur itu. Namun, paman Ning terus membujuk ayah Ning untuk
pindah ke Solo, untuk memulai kehidupan yang baru.
Sumber: Koran Yunior, 24 Februari
2007
Kompetensi Dasar : 6.2 Menyanyikan puisi yang sudah
dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan suasana / irama
yang dibangun.
Materi Pembelajaran
Musikalisasi puisi adalah pembacaan puisi yang disertai dengan musik,
irama, dan dilagukan sesuai dengan isi puisi atau puisi yang dinyanyikan dan
diiringi dengan musik.
Cara melakukan pergelaran musikalisasi puisi :
1. Menciptakan melodi untuk mendendangkan puisi.
Misalnya, puisi ”Tuhan” karya Taufik Ismail yang dinyanyikan oleh Bimbo.
2. Penggubah melodi sengaja menciptakan lirik-lirik yang puitis, sehingga
pendengar seakan-akan mendengarkan puisi yang dinyanyikan.
Misalnya, lagu ”Berita Kepada Kawan” yang dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade
3. Membacakan puisi karya orang lain atau karya sendiri dengan memerhatikan
teknik olah vokal dan iringan musik yang paling sesuai.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk musikalisasi puisi :
1. Menikmati musikalisasi puisi
2. Memilih puisi yang kan dimusikalisasi
3. Memahami isi puisi yang akan dimusikalisasi
4. Menentukan irama yang sesuai dengan suasana puisi
a. Manfaatkanlah alat-alat musik yang ada di sekitar, seperti gitar, suling,
harmonika, dsb.
b.
Bila tidak ada alat musik,
nyanyikan puisi itu tanpa diiringi musik/acapela
5. Menampilkan musikalaisasi puisi
Uji Latih Kompetensi
Buatlah kelompok yang terdiri atas 5-6 peserta didik. Kemudian pilihlah
salah satu puisi yang akan dimusikalisasikan dan sajikan musikalisasi puisi didepan
kelas dengan menggunakan alat musik untuk membantu penampilan.
Kompetensi
Dasar : 7.1. Menemukan tema, latar penokohan pada cerpen
–cerpen dalam satu buku kumpulan cerita
pendek ( cerpen
Materi Pembelajaran
Tema adalah makna yang dikandung oleh
sebuah cerita. Dengan kata lain, tema adalah gagasan dasar yang menopang sebuah
cerita.
Latar merupakan keterangan tentang tempat
dan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dibedakan menjadi 2, yaitu latar fisik (latar tempat dan waktu
yang bersifat nyata), misalnya di
sekolah, pukul 07.00; di pinggir pantai pada sore hari dan latar metaforik
(latar suasana yang dibangun melalui
penggunaan metafora/kiasan), misalnya jika tokoh berada di ruang tamu pada sore hari dan dalam suasana
gembira, penulis memaparkan bahwa di atas meja ada sebuah jambangan bunga
dengan rangkaian bunga mawar yang amat indah. Bunga mawar itu menebarkan aroma
yang harum ke seluruh ruangan.
Penokohan
adalah cara yang digunakan pengarang untuk menampilkan tokoh dalam cerita. Adapun
teknik penokohan dibagi 2, yaitu teknik naratif/analitik (penuturan watak tokoh
secara langsung melalui paparan narasi dengan mengenalkan sosok tokoh,
pekerjaan tokoh, dan kehidupan sehari-hari tokoh) dan teknik dramatik
(penggambaran watak tokoh secara tidak langsung melalui pemaparan sebuah
peristiwa dramatik yang mengandung perilaku dan dialog para tokoh serta keadaan
fisik tokoh). Adapun cara menyimpulkan watak tokoh meliputi dialog tokoh,
dialog tokoh lain tentang tokoh tertentu, respons tokoh terhadap masalah,
perilaku tokoh, interaksi tokoh dengan lingkungan dan alam.
Bacalah
cerpen berikut!
HITAM
Sabtu, pada
pelajaran agama. Bu Efita berkali-kali melihat ke arahku. Aku jadi grogi
sendiri.
“Alhamdulillah, Ibu
senang sekali melihat ada seorang teman kalian yang baru berjilbab. Mari kita
doakan sama-sama supaya Nana istiqomah
dengan pakaian barunya itu, ya.”
Kurasakan darahku
mengalir begitu deras, jantungku berdenyut tak karuan.
”Memang bab yang
akan kita bahas kali ini adalah mengenai aurat. Setiap pria dan wanita yang
sudah baligh memang diwajibkan
menutup auratnya, ya… seperti apa yang dilakukan Nana pada hari ini, Ibu ingin
tahu siapa yang nanti bakalan menyusulnya”.
Bangga rasanya pada
keputusan yang berhasil kutentukan sendiri. Aku hijrah! Dengan harapan agar aku bisa lebih menjaga hati dengan
jilbab ini, bisa lebih baik, bijaksana, seperti Rita. Memang, tidak semua
seperti Bu Efita dan Rita yang saat tadi pagi jauh-jauh kutemui ke kelasnya,
dia langsung memeluk aku tanpa lepas-lepas, saking gembiranya. Bahkan kalau
kuperhatikan saat ini, rata-rata semua wajah lagi masam. Apalagi si Teo!
Cobaan selanjutnya
datang setelah pelajaran pertama usai, Nur dengan tampang risihnya menegurku.
”Masya Allah Nana,
alhamdulillah sih kamu sudah berhijrah,
tapi ya harusnya pikirin dulu matang-matang dong, ah!” serunya.
“Udah kok, Nur.
Sampai gosong malah,” kutanggapi dengan bercanda.
“Sampai gosong?
Gosong kayak kulitmu?! Make jilbab ya jangan yang putih kayak gini dong Non,
udah tahu pakai pramuka, yaa pakai jilbab warna agak gelap kek biar gak kontras
banget ama muka!”
Sabar… sabar … !
“Hm, Nur, kayaknya
kamu deh yang harus mikir matang-matang.”
“Hah? Nur bengong
tidak mengerti.
“Yaah, kalau ngomong
coba dipikir dulu matang-matang, sampe gosong kayak kulitku, kalau perlu! Kalau
kamu selalu ngomong gak ngenakin kaya gitu aku kasihan, kulitmu sih boleh
putih, tapi hati kamu …,” ucapanku sengaja kugantung. Mimik Nur berubah
drastis, kaget luar biasa tampaknya.
Aku kembali
meninggalkan Nur, pergi ke luar kelas, melihat indahnya alam di luar,
melepaskan segala beban di hatiku, mumpung Pak Nusyir belum masuk. Rugi aku
kalau harus mencerna omongan negatif. Mendingan langsung dimuntahin.
Sambil melihat
putihnya awan di atas sana, aku mencoba mengulas senyum.
“Awan boleh putih,
kulitku boleh hitam, tapi hatiku harus diputihkan.”
Yang barusan
bukannya puisi, melainkan sebuah tekad di hatiku. Sekarang dengan santai aku
bisa berkata meniru slogan-slogan iklan di TV. Swear! Kulit hitam? Siapa takuuut!!! Atau, hitam?! Ya nggak masyalah! He… he…
Dikutip dari Antologi Cerpen The Story of Jomblo,
2005.
Tema cerpen tersebut adalah keteguhan pendirian. Nana
sudah memutuskan untuk memakai jilbab. Keputusannya itu tidak berubah meskipun
datang cemoohan dari teman-temannya.
Latar cerpen tersebut adalah peristiwa dalam
cerita tersebut terjadi pada hari Sabtu, di sekolah Nana saat ada pelajaran
agama.
Penokoh
cerpen tersebut adalah tokoh utamanya Nana
yang digambarkan sebagai anak yang baru saja memakai jilbab. Ia mempunyai
pendirian yang teguh. Di samping mendapat pujian dari Bu Efita dan Rita, ia
juga mendapat cemoohan dari teman-temannya. Meskipun demikian, ia tetap pada
pendiriannya, memakai jilbab.
Uji Latih Kompetensi
Bacalah cerpen “Baby Sitter Gaul” dan “Become Their
Manager”. Kemudian, analisislah salah satu cerpen tersebut berdasarkan unsur
intrinsiknya. Kerjakan secara berkelompok.
Kompetensi
Dasar : 7.2. Menganalisis
nilai – nilai kehidupan pada cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen.
Materi Pembelajaran
Nilai kehidupan dalam cerpen adalah sifat-sifat tokoh yang dapat
diteladani, atau hal-hal penting yang bermanfaat bagi kehidupan. Adapun nilai- nilai yang terkandung dalam cerpen sebagai
berikut:
o
Nilai religius, yaitu nilai yang berhubungan dengan keagamaan/keimanan
seseorang.
o
Nilai moral, yaitu nilai yang berhubungan dengan baik
buruknya suatu perbuatan.
o
Nilai sosial, yaitu nilai yang berhubungan dengan
kehidupan kemasyarakatan.
o
Nilai budaya, yaitu nilai yang berhubungan dengan adat
istiadat suatu daerah.
Uji Latih Kompetensi
Bacalah cerpen berikut!
PENULIS
TERKENAL
Oleh:
Jazimah al Muhyi
“Lihatlah aku, Reka
sang penulis hebat! Penulis terkenal!”
Senyum Reka lenyap.
Gadis bermuka oval yang sedang semangat menatap lekat posenya dalam foto
berukuran kartu pos itu menoleh ke arah suara yang mengomentari ucapannya.
Suara berat yang agak serak. Dugaannya tak salah. Mas Reki, kakak sulungnya.
“Dasar sirik!”
Spontan Reka membulatkan mulut, menggembungkan pipi dan sekaligus membelalakkan
mata.
Reki membalas
pelototan perempuannya dengan tatapan geli. ”Gitu aja marah. Kan memang baru
calon. Kamu belum punya buku, kan?”
”Awas, ya, berani
komentar macem-macem lagi, ntar Reka bilangin ke Mama. Biar nanti nggak dikasih
uang saku!”
”Walah, katanya
penulis hebat. Gitu aja kok laporan ke Mama. Itu namanya manja.”
”Biarin! Ayo,
ngatain apa lagi? Mau Reka cubit?”
”Ampun, Ndoro Ayu.
Ampuun …” Reki menunduk-nundukkan kepala. Cubitan Reka terkenal sangat perih di
kulit. Reki pasti bisa membalas … tapi, apa ya pantas? Dia kan lebih tua
delapan tahun. Reka masih SMP, sementara Reki sudah kuliah tingkat akhir.
Reka memang sudah
lama memendam keinginannya untuk jadi penulis. Penulis cerita yang hebat.
Penulis terkenal! Dia berpikir, senang juga kalau jadi penulis. Banyak teman,
banyak penggemar, banyak yang akan antri meminta tanda tangan atau berfoto
bersama. Artis plus, itulah pendapatnya tentang seorang penulis. Plus, karena
selain menjadi terkenal dan banyak penggemar, seorang penulis itu dipandangnya
sebagai sosok yang cerdas dan berwawasan
luas.
Reki sering
mengingatkan, “Bukan itu tujuan jadi penulis, Reka.”
“Lalu apa?”
“Mengajarkan
kebaikan, menghibur orang lain, menumbuhkan semangat baca, juga memperbaiki
moral bangsa.”
“Itu juga tujuan
Reka, Cuma gak sempat terucap. Emangnya, apa setiap niat harus diteriakkan
dengan lantang biar seluruh dunia dengar?”
He he he. Dasar
Reka!
Pagi itu cerah
ceria. Seperti senyum Reka yang merekah seperti bunga mawar merah.
“Mas Reki, apa ya
nama pena yang paling cocok untukku?” Reka berjalan mondar-mandir di depan
kakaknya sambil memain-mainkan balpoint di tangan kanan. Dengan tangan kiri
yang diletakkan di belakang, gaya Reka benar-benar mirip guru yang sedang
mengawasi murid-muridnya mengerjakan ulangan.
“Nama pena?”
“Iya. Namanya harus
keren, mudah diingat, punya makna yang hebat dan marketable alias disukai pasar.”
Mulut Reki spontan
berdecak. “Wuih … tahu teori begituan, dari mana?”
Dari bacaan dong.
Aku kan penulis hebat, harus rajin baca.” Reka mengubah cara berjalannya.
Sekarang mengambil gaya guru yang sedang menerangkan. Ballpoint-nya menunjuk-nunjuk Reki.
”Kan baru calon.”
Reka memandang
kakaknya dengan kesal. Dicubitnya lengan kakaknya. ”Ayo, berani meledek lagi,
kuberi cubitan maut.”
Reki langsung
berteriak kesakitan, pasang muka memelas sembari memohon-mohon, ”Ampuni Kanda,
Adindaku tercinta.”
”Sudah, tak usah
obral rayuan gombal. Gimana dengan nama penaku?”
”Bagaimana kalau
nama belakang diikuti nama ayah, jadinya … Reka Sutardi!”
”Aku gak mau. Nama
ayah gak keren!”
Sore baru saja
datang, ketika Reka yang membawa selembar kertas duduk di samping Reki yang
sedang serius membaca majalah olahraga.
”Mas, ini nih,
biodata yang baru saja kubuat. Dibaca ya, trus dikritisi.”
”Ini biodata untuk
apa? Kok prestasi menang menggambar waktu TK juga kamu tulis?”
“Ya biodata untuk
bukuku, Mas. Gimana, sih.”
Reki mengerutkan
kening. “Bukannya prestasi yang berkaitan ama menulis saja yang perlu kamu
cantumkan?”
“Nggak apa-apa kan,
malah lebih bagus, biar pembaca bisa merasa lebih dekat denganku.”
“Oh, begitu, ya.”
Reki pun memilih untuk mengalah kemudian meneruskan membaca biodata yang dibuat
Reka.
Baru beberapa
kalimat, tiba-tiba Reki teringat sesuatu. “Eh, ngomong-omong, tulisan-tulisanmu
sudah dimuat di berapa media sih, kok sudah mau dibukukan?”
“Eng … belum satu
pun.”
Reki terkejut juga
mendengar jawaban adiknya. Namun ada pemikiran lain muncul di otaknya. Mungkin
Reka Cuma belum mujur. “Padahal kamu sudah nulis banyak, ya? Kamu sudah menulis
berapa cerpen? Puisi? Atau novel? Mau gak kalau Mas bantuin cari penerbit? Bawa
sini tulisan-tulisanmu biar Mas Reki lihat.”
Reka menjawab lirih,
terlihat malu-malu. ”Aku kan belum menulis satu pun.”
“Haaa!!!” Kali ini
keterkejutan itu memuncak. Reki melongo selebar-lebarnya. ”Jadi,
kemarin-kemarin ribut-ribut bikin foto close
up, terus bikin nama pena, membuat biodata … untuk apa?”
Reka merengut.
”Untuk persiapan, dong. Kalau tiba-tiba Reka harus punya buku dan belum punya
foto, nama pena ama biodata yang oke bisa-bisa para penggemar Reka kabur dan tidak
tertarik lagi. Trus kalau sekali nulis langsung menang lomba trus diwawancarai
ama banyak wartawan … gimana hayo?”
Reki spontan menepuk
keningnya sembari menggeleng-gelengkan kepala. Reki bingung sendiri. Proses
untuk menjadi penulis, setahu Reki adalah dengan banyak membaca, menulis, lalu
mengirim ke berbagai media, di samping terus mengikuti lomba-lomba penulisan.
Sementara Reka? Memangnya selama ini
Reka baca buku panduan menjadi penulis hebat yang mana, ya?
Meski dengan lemas
dan semangat mendukung, Reka yang sudah menguap habis, Reki masih sempat juga
memberi nasihat. “Untuk jadi penulis, kamu harus menulis yang banyak dong,
Reka.”
“Beres, Mas. Itu sih
wajib, ntar juga Reka kerjain.”
Sumber: Nadia dkk. The Story of Jomblo. 2005 dengan
perubahan seperlunya
Tunjukkan
nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam cerpen tersebut dengan bukti yang
mendukung dan mengisikannya dalam format berikut!
Aspek
|
Nilai
Positif
|
Nilai
Negatif
|
Bukti
|
Watak tokoh
|
|
|
|
Perilaku tokoh
|
|
|
|
Budaya
Masyarakat
|
|
|
|
Nilai
kehidupan dalam cerpen
|
Diteladani
|
Ditinggalkan
|
Alasan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kompetensi Dasar : 8.1.
Menulis kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca
Materi Pembelajaran
Berikut ini beberapa anjuran yang dapat dilakukan sebelum menuliskan kembali isi
cerpen :
1. Mengubah sudut pandang cerpen
Menuliskan kembali isi cerpen berarti menempatkan kita
sebagai pebcerita ulang. Dengan demikian, sudut pandang cerita adalah sudut
pandang orang ketiga, meskipun cerpen yang kita ceritakan menggunakan sudut
pandang orang pertama.
Perhatikan contoh berikut!
Kutipan Cerpen Asli
|
Penulisan kembali Isi Cerpen
|
Kulangkahkan kaki lebih cepat menyusul sebagian orang
yang berjalan di depan. Tak akan kubiarkan seseorang atau siapa pun menggangguku.
Terlebih jika aku sedang menyendiri.
Sumber : Cerpen ”Di Puncak Cartensz Piramid”, oleh
Sinta Yudisia Wisudanti, dalam kumpulan cerpen Selaksa Rindu Dinda.
|
Dia berjalan lebih cepat untuk menyusul teman-teman
yang ada di depan. Dia tak ingin diganggu siapa pun.
|
2. Menyampaikan cerita dengan bervariasi
Sering terjadi penceritaan ulang dengan bahasa yang
monoton dan cenderung mengulang kata sambung tertentu. Hal ini mengakibatkan
cerita menjadi kurang menarik.
Perhatikan contoh berikut!
Contoh Penceritaan Kembali yang Kurang Menarik
|
Contoh Penceritaan Kembali yang Menarik
|
Setelah pergi kursus, ia pulang, lalu ia membantu
ibunya memasak lalu ada temannya datang lalu ia menemui temannya lalu ia
ngobrol sampai sore hari.
|
Sepulang dari kursus, membantu ibu memasak. Tak lama
kemudian, temannya datang. Ia pun menemui temannya dan ngobrol sampai sore hari.
|
3. Menuliskan sinopsis cerita
Menuliskan kembali isi cerpen yang pernah dibaca, tidak
berarti menuliskan ulang cerpen tersebut, tetapi menceritakan ulang. Jadi,
bentuk penceritaan ulang tersebut seperti layaknya sebuah sinopsis atau
rangkaian cerita.
Perhatikan kutipan sebuah cerpen berikut!
Aku berkeras tidak memberikan koper
itu. Aku teringat cerita-cerita tentang tukang becak Jakarta yang suka
menyesatkan penumpang-penumpang yang baru datang di Jakarta. Memutar-mutarkan
becaknya dan kemudian meminta bayaran yang tinggi.
”Berapa ke Tebet...?”
”Seratus...,” katanya.
”Terima kasih...”
”Pandanganku tertumpu pada seorang tukang becak yang
telah setengah baya. Ia hanya tersenyum, tidak berkata-kata. Aku menuju ke
arahnya.
”Ke mana, Nak?” katanya.
Hatiku seolah-olah disiram air yang dingin. Aman.
”Ke tebet, Pak. Jalan Berdikari. Bisa Bapak mengantar?
Berapa?”
”Berapa?”
”Naiklah dulu, nanti anak kira-kirakan sendiri. Saya
hanya mencari upah sekedar cukup untuk makan anak dan isteri. Jangan
takut-takut, Nak, mari naik. Tidak mahal. Dua puluh lima. Anak punya uang
sekian? Memang banyak kawan-kawanku yang nakal,” katanya.
Aku duduk di becak. Koper kuletakkan di kakiku.
Sumber : Cerpen Tukang
Becak, karya Sikanto S.A.
Sinopsis
dari kutipan cerpen tersebut sebagai berikut!
Sesampainya di Jakarta, ketka hendak menuju ke Tebet, ia sempat ragu saat
hendak naik becak. Ia ingat cerita tentang nakalnya tukang becak di Jakarta.
Untungnya ia mendapati seorang tukang becak setengah baya yang cukup ramah,
baik hati yang mengantarkannya ke tebet.
Uji Latih Kompetensi
Bacalah cerpen yang berjudul Air dan Api dan Anak Penyapu Jalan. Kemudian, tuliskan kembali isi salah satu
cerpen tersebut dengan bahasa penceritaanmu sendiri!
Kompetensi
Dasar : 8.2.Menulis cerita
pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami
Materi Pembelajaran
Langkah langkah menulis cerpen :
1. Mendata Peristiwa yang
Pernah Dialami
Kamu tentu pernah mengalami peristiwa yang sangat
mengesankan dan sulit dilupakan. Peristiwa tersebut berkesan mungkin karena
sangat menyedihkan, misalnya, dimarahi guru karena lupa mengerjakan PR. Bisa
juga karena sangat menyenangkan, misalnya, mendapat juara umum dalam lomba baca
puisi. Atau, mungkin juga karena sangat mengharukan, misalnya bertemu dengan
sahabat setelah lama berpisah. Bahkan, mungkin juga karena sangat menggelikan,
atau menegangkan.
Nah, ingat-ingatlah kembali beberapa peristiwa yang sangat
mengesankan tersebut! Setelah itu, tulislah peristiwa mengesankan yang pernah
kamu alami tersebut dalam tabel berikut!
No.
|
Butir
Peristiwa
|
Deskripsi
Peristiwa
|
1.
|
Menyenangkan
|
a. Menjadi juara umum dalam lomba baca
puisi
b.
|
2.
|
Mengharukan
|
a. Bertemu sahabat lama
b.
|
3.
|
Menyedihkan
|
|
4.
|
Menggelikan
|
|
5.
|
dst.
|
2. Menentukan Alur Cerita
Pada kegiatan 1 kamu telah mendata berbagai peristiwa
mengesankan yang pernah kamu alami. Tugasmu sekarang adalah memilih dan
mengembangkan salah satu peristiwa dari beberapa peristiwa yang sudah kamu
data. Oleh karena itu, kerjakan langkah berikut.
a.
Dari
data peristiwa yang sudah kamu tulis, tentukan satu peristiwa paling
mengesankan yang akan kamu kembangkan menjadi sebuah cerita, misalnya bertemu
dengan sahabat lama
b. Dari peristiwa yang kamu pilih, tentukan pokok-pokok
peristiwa yang akan kamu kembangkan menjadi sebuah cerita.
c. Buatlah kerangka ceritanya. Urutkan pokok-pokok
peristiwa tersebut sesuai dengan urutan cerita yang akan kamu paparkan. Kamu
dapat mengurutkan peristiwa-peristiwa itu sesuai dengan urutan waktu terjadi
peristiwa. Atau, kamu dapat mulai dari peristiwa yang terjadi paling akhir,
baru kemudian disusul dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya.
d. Tukarkan hasilnya dengan teman sebangkumu untuk memperoleh
masukan tentang urutan peristiwa yang telah kamu buat!
3. Menggunakan Majas Perbandingan
Majas adalah bahasa kias, bahasa indah
yang dipergunakan untuk meningkatkan efek tertentu dengan jalan memperkenalkan
serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain
yang umum. Coba, kamu perhatikan kutipan cerpen “Selamat Tinggal Renokenongo”
yang telah kamu pelajari sebelumnya.
Sri tersenyum pahit. Mereka adalah dua
sahabat sejak kecil, karena rumah mereka bertetangga. “Ya, desa kita yang
tercinta. Tempat kita dilahirkan. Sekarang semua tinggal kenangan. Rumah kita
sudah tenggelam dalam lumpur. Desa kita sudah hilang ditelan lumpur ...” Ning
menjawab dengan haru.
Di dalam kutipan tersebut terdapat
kalimat: Desa kita sudah hilang ditelan lumpur. Lumpur adalah benda
mati, tapi dia diperbandingkan/dikiaskan dengan manusia yang dapat melakukan
perbuatan menelan. Itulah contoh majas.
Majas dapat digunakan dalam bahasa lisan
atau bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, misalnya pada waktu berpidato untuk
mempengaruhi pendengar. Dalam bahasa tulis, misalnya ketika membuat puisi atau
cerpen.
Ada berbagai macam majas yang dapat kamu
gunakan untuk mengefektifkan pembicaraan. Tetapi, kali ini kalian hanya akan
mempelajari majas perbandingan.
Majas perbandingan
dibagi menjadi perumpamaan, metafora, dan personifikasi. Perumpamaan adalah
perbandingan antara dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja
kita anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian
kata: seperti, bak, ibarat, umpama, bak, laksana. Misalnya, terdapat pada
kalimat berikut: Rambutnya lebat seperti hutan Priangan. Rambut yang
tebal/lebat dibandingkan dengan hutan Priangan dengan menggunakan kata
pembanding seperti.
Metafora adalah bahasa kiasan yang dipakai
untuk melukiskan sesuatu dengan perbandingan secara langsung. Jadi, tidak
menggunakan kata pembanding. Misalnya, Cinta ibu adalah lautan tak bertepi.
Cinta ibu yang tidak terbatas dibandingkan dengan lautan, tetapi tidak
menggunakan kata pembanding. Jadi, perbandingannya bersifat implisit.
Personifikasi adalah bahasa kiasan yang
mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat,
berpikir , dan sebagainya seperti manusia. Personifikasi membuat hidup lukisan,
di samping itu memberi kejelasan paparan, memberikan bayangan angan yang
konkret. Personifikasi banyak digunakan penyair dari dulu sampai sekarang.
Misalnya, Cahaya yang menyelinap dari sela-sela gubug itu tak sanggup
menembus pekat asap pembakaran sampah. Yang dapat melalukan perbuatan menyelinap
adalah manusia. Akan tetapi, pada kalimat tersebut yang melakukan perbuatan
menyelinap adalah cahaya, benda mati.
4. Menulis
Cerita Pendek dari Peristiwa yang Pernah Dialami
Dari
kegiatan 1 dan 2, kamu telah berhasil membuat kerangka cerita. Selanjutnya,
kembangkan kerangka cerita tersebut menjadi sebuah cerita yang utuh dengan
memperhatikan hal-hal berikut!
1.
Kembangkan cerita menurut urutan peristiwa yang telah kamu susun!
2.
Gunakan bahasa yang sesuai dengan peristiwa yang diceritakan!
3.
Gunakan minimal tiga majas!
4.
Agar ceritamu menarik, sisipilah dengan dialog atau percakapan antartokoh!
5. Beri judul yang menarik!
Uji Latih Komptensi
Tulislah
sebuah cerpen dari peristiwa yang pernah kamu alami dengan ketentuan sebagai
berikut1
1. Cerita harus
benar-benar dari ide cerita orisinal/asli yang pernah kamu alami.
2. Ditulis dengan rapi
atau diketik.
Comments
Post a Comment